Aceh Utara, DOBRAK POST – Petani kelapa sawit di Aceh Utara kembali dibuat resah. Harga tandan buah segar (TBS) sawit terus mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini, harga TBS hanya berkisar Rp2.750 per kilogram, turun dari sebelumnya yang sempat menyentuh Rp2.900 per kilogram.
Menurut Ibrani alias Apani, Direktur Jual Beli CV RPD Mitra Abadi, fluktuasi harga ini sangat dipengaruhi oleh harga minyak kelapa sawit mentah (CPO). Ia mengungkapkan bahwa perusahaannya, yang berlokasi di Gampong Buloh LT, Kilometer 9, Kecamatan Lhoksukon, menampung sawit dari petani setempat dengan volume pengiriman mencapai 30 ton sekali kirim.
“Dalam sehari, kami bisa menerima hingga 100 ton sawit. Namun, saat hari-hari besar, harga cenderung anjlok,” kata Ibrani, Senin (12/3).
Meski harga terus bergejolak, sejauh ini proses penampungan tetap berjalan lancar. Selain TBS, CV RPD Mitra Abadi juga menerima brondolan sawit dengan harga yang bervariasi, antara Rp2.500 hingga Rp3.000 per kilogram, tergantung kualitasnya.
Tak hanya bergerak di sektor jual beli, perusahaan ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dengan menyerap tenaga kerja lokal. “Saat ini, ada 10 pekerja yang bekerja dalam sistem shift. Kami selalu mengutamakan tenaga kerja dari putra daerah,” tambahnya.
Melihat kondisi harga yang kurang menguntungkan bagi petani, Ibrani dan timnya tengah berencana membangun pabrik mini untuk mengolah kelapa sawit secara mandiri. Dengan adanya pabrik ini, ia berharap harga sawit bisa lebih stabil, dengan kisaran tertinggi Rp2.900 per kilogram.
“Kami ingin meningkatkan nilai jual sawit agar petani tidak terlalu terdampak fluktuasi harga. Dengan adanya pabrik mini, harga bisa lebih terjaga dan petani lebih sejahtera,” pungkasnya.
Di sisi lain, para petani sawit di Aceh Utara berharap adanya kepastian harga yang lebih stabil. Pasalnya, dinamika pasar CPO yang tak menentu kerap membuat mereka kesulitan mendapatkan keuntungan yang layak.