Banda Aceh, DOBRAK POST – Juru Bicara Muda Seudang Aceh sekaligus Wakil DPW Muda Seudang Aceh Utara, Muhammad Chalis, membantah tuduhan kekerasan dan intimidasi dalam pelaksanaan Pilkada Aceh, khususnya di Aceh Utara. Dalam rilis persnya pada Selasa, 3 Desember 2024, Chalis menegaskan bahwa tuduhan yang dilontarkan oleh 22 Organisasi Kepemudaan (OKP) tersebut tidak berdasar.
“Seluruh tahapan Pilkada di Aceh Utara berjalan aman, tertib, dan sesuai prosedur. Tuduhan adanya intimidasi atau kekerasan tidak sesuai dengan fakta di lapangan,” ujar Chalis.
Kritik Terhadap Tudingan dan Isu Money Politik
Chalis juga mengkritik permintaan audit terhadap KIP dan Panwaslih yang diajukan oleh OKP. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk intervensi yang tidak berdasar. Ia menilai, jika ada yang perlu diaudit, fokusnya seharusnya pada kasus-kasus money politik yang terjadi di beberapa kabupaten lain.
“Praktik money politik sangat merusak demokrasi dan merupakan ancaman serius bagi masa depan Aceh. Namun, sayangnya isu tersebut justru luput dari perhatian mereka,” tegas Chalis.
Lebih lanjut, ia menilai tuduhan terhadap KIP dan Panwaslih Aceh Utara mencerminkan ketidakmampuan menerima hasil Pilkada dengan sportif. “Tuduhan ketidaknetralan penyelenggara hanya klaim sepihak tanpa bukti kuat,” tambahnya.
Apresiasi untuk KIP, Panwaslih, dan Aparat Keamanan
Dalam kesempatan itu, Chalis juga memberikan apresiasi tinggi kepada KIP, Panwaslih, serta aparat keamanan TNI-Polri atas profesionalisme mereka dalam menjaga pelaksanaan Pilkada tetap kondusif.
“Kinerja KIP dan Panwaslih sangat luar biasa. Mereka telah bekerja keras memastikan semua proses Pilkada berjalan lancar tanpa gangguan. Begitu juga aparat keamanan yang telah menciptakan situasi damai selama Pilkada berlangsung,” ujarnya.
Ajakan untuk Bersatu Membangun Aceh
Menutup pernyataannya, Chalis mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh untuk bersatu dan fokus membangun masa depan yang lebih baik. Ia meminta semua pihak meninggalkan cara-cara yang merugikan serta tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
“Mari kita tinggalkan cara-cara lama yang hanya membawa kerugian. Saatnya kita fokus pada masa depan Aceh yang cerah dengan berpikir positif dan konstruktif,” ajak Chalis.
Chalis berharap, semangat persatuan dan kebersamaan dapat menjadi dasar dalam membangun Aceh yang lebih maju dan bermartabat.