Jakarta, DOBRAK POST – Peristiwa yang melibatkan 33 oknum TNI di Deli Serdang, Sumatera Utara, kembali mencoreng citra institusi yang seharusnya melindungi masyarakat.
Diduga, aksi penyerangan tersebut menyebabkan satu warga sipil, Raden Barus (60), tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Anggota DPR Minta Transparansi
Merespons kejadian ini, Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Partai Demokrat, Anton S. Suratto, mengungkapkan kekecewaannya.
“Sangat disayangkan. Ini adalah peristiwa yang mencoreng citra TNI sebagai pelindung rakyat,” ujar Anton, Minggu (10/11/2024).
Anton mengapresiasi langkah Pangdam I
Bukit Barisan yang segera melakukan mediasi dengan keluarga korban dan mendorong agar proses hukum berjalan transparan dan adil.
“Dengan ketegasan dan transparansi dalam proses hukum, kita berharap peristiwa serupa tak terulang,” tambah Anton.
Ia juga menekankan pentingnya penanganan medis bagi korban luka, dengan dukungan penuh bagi perlindungan mereka.
Komisi I dari Partai Golkar Beri Tanggapan
Di pihak lain, Dave Laksono, Wakil Ketua Komisi I dari Partai Golkar, mengingatkan bahwa kasus ini harus diungkap secara terang agar tak menimbulkan konflik sosial.
“Proses kejadian harus ditelusuri secara detail, dan pengusutan harus transparan,” ucapnya. Dave berharap kasus ini dapat ditangani dengan penuh keadilan.
Kodam Bukit Barisan Menjelaskan Kronologi
Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, turut memberikan pernyataan mengenai kejadian tragis ini.
Dody menyebut bahwa 33 anggota TNI terduga sudah menjalani pemeriksaan di Pomdam I Bukit Barisan. Dalam prosesnya, Pangdam telah menemui keluarga korban dan sejumlah korban luka yang kini dirawat intensif di RS Putri Hijau.
“Langkah-langkah penyelidikan masih berlangsung. Kodam berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara tuntas,” tegas Dody.
Kronologi Singkat Kejadian
Insiden tragis ini terjadi pada Jumat malam (8/11) di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Deli Serdang, Sumatera Utara, yang diduga melibatkan oknum prajurit TNI.
Kejadian yang memakan korban jiwa ini tengah disorot publik, dan masyarakat menanti transparansi dalam penyelidikan.