Aceh Utara, DOBRAK POST— Petani di wilayah Aceh Utara dan Aceh Timur tengah menghadapi tantangan berat dengan kelangkaan pupuk bersubsidi serta harga yang melambung jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Setelah adanya himbauan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk menindak praktik mafia subsidi, situasi di lapangan masih menunjukkan ketidakstabilan harga dan pasokan, menambah beban bagi petani kecil.
Dari hasil pantauan, harga pupuk urea di beberapa kios pengecer melonjak hingga Rp160 ribu per sak, sedangkan harga pupuk Phoska berada di kisaran Rp170-180 ribu per sak.
Harga-harga ini jauh melebihi HET yang ditetapkan pemerintah, menciptakan keresahan di kalangan petani yang sangat bergantung pada pupuk bersubsidi untuk meningkatkan hasil panen mereka.
Modus yang sama ditemukan di banyak kios pengecer di kecamatan-kecamatan Aceh Timur dan Aceh Utara. Dugaan pun mengarah pada praktik yang melibatkan beberapa distributor dan kios pengecer yang sengaja memainkan harga dan pasokan.
Kondisi ini semakin memperkuat dugaan adanya oknum yang terlibat dalam rantai distribusi pupuk bersubsidi, merugikan petani yang justru menjadi target utama dari program subsidi tersebut.
Desakan Tindakan Tegas bagi PT Pupuk Indonesia di Aceh
Sejumlah pihak mendesak agar PT Pupuk Indonesia, yang merupakan penyedia utama pupuk bersubsidi di Indonesia, segera menindak tegas distributor yang ada di wilayah Aceh, khususnya Aceh Utara.
Transparansi dalam distribusi ke kios sangat diperlukan agar harga tetap terkendali dan sesuai dengan HET. PT Pupuk Indonesia diharapkan lebih aktif dalam memantau penyaluran di wilayah yang dekat dengan kantor perwakilan mereka di PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), agar harga dan ketersediaan pupuk tetap stabil.
Pihak Kementerian Pertanian akan mengirimkan tim khusus ke beberapa titik di Aceh pekan depan untuk memantau situasi di lapangan secara langsung.
Harapan besar dari petani di Aceh adalah agar harga pupuk dapat kembali stabil sehingga mereka bisa mendapatkan hasil panen yang optimal tanpa terbebani oleh tingginya biaya produksi.
Selama ini juga sedang dalam tahap proseses seleksi distributor pupuk oleh PI, diharapkan Disributor yang lolos merupakan distributor yang jujur, bukan lolos dari hasil nepotisme atau putra mahkota dari tim seleksi.